50 Tips mudah dan praktis berlatih menjadi penulis |
50 Tips mudah dan praktis berlatih menjadi penulis Posted: 01 Aug 2009 04:06 PM PDT Pekerjaan menulis dan profesi penulis beragam jenis. Mulai menulis catatan harian atau diary, menulis berita di suratkabar, mengarang cerpen atau novel, mencipta puisi, membuat teks iklan, menulis posting blog, menulis siaran pers, menyusun skripsi, menulis pidato, dan banyak lagi. Setiap penulis memiliki bakat dan kemampuan dengan kualitas berbeda. Penulis yang baik menulis dengan gayanya sendiri. Untuk menjadi penulis yang baik tidak harus mengecap pendidikan khusus, seperti kursus menulis atau kuliah. Aku sendiri mampu menulis — soal kualitas, itu nomor sekian bagiku, yang penting kunikmati prosesnya — walaupun aku tidak pernah mengikuti kursus apalagi kuliah. Aku cuma jebolan SMA dari kampung Soposurung di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Novelis, sastrawan besar, atau jurnalis kenamaan sering mengatakan, “Penulis itu dilahirkan, bukan dibentuk.” Tapi jangan salah paham, bukan berarti kita tidak boleh membentuk diri kita menjadi penulis. Latihan justru sangat perlu. Banyak cara dan media untuk berlatih menulis. Semua tips berikut adalah pengalamanku pribadi, dan telah kupraktikkan sejak aku masih duduk di bangku SMA di awal tahun 1990. Silakan disimak. Jangan terlalu serius, karena ini bisa juga menggelitik. 50 Tips cara berlatih menjadi penulis1. Tidak ada ruginya sebentar melihat tulisan pada sobekan koran yang dijadikan bungkus kacang goreng, barulah buang ke tempat sampah. 2. Kalau ada uangmu, sesekali belilah buku tentang menulis. 3. Baca novel Harry Potter, majalah PlayBoy, hingga buku-buku agama. 4. Usahakan minimal sekali seminggu membolak-balik Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tak perlu lama-lama, cukup lima menit. 5. Ketika jalanan macet, jangan cuma bengong, perhatikan papan-papan reklame. 6. Baca buku tata-bahasa Indonesia. 7. Belum berani menulis di koran atau blog? Coreti buku diarymu. 8. Miliki Pe-De yang gede. Harus percaya diri, dan katakan pada dirimu sendiri, “Aku ini penulis. Aku mampu menulis.” 9. Jangan pedulikan orang yang mengatakan tulisanmu jelek. 10. Tulis bermacam format artikel: mulai cerpen, opini, feature, esai, bila perlu puisi. 11. Cintai bahasa Indonesia dan bahasa daerahmu lebih tinggi dari kebiasaanmu ngomong kebule-bulean. 12. Tiba-tiba punya kalimat menarik? Ketikkan di ponselmu dan simpan. 13. Jangan buang majalah Tempo yang lama; di sana terdapat banyak kalimat bagus untuk dicontoh atau dipelajari. Aku sendiri selalu membawa-bawa semua koleksi majalahku, baik ketika bertugas di Medan, merantau ke Palembang, dan pulang kampung ke Balige.
15. Catat setiap kosa-kata baru yang jarang terdengar, sinonim, dan ejaan yang membingungkan — contoh: sekadar, bukan sekedar. 16. untuk berlatih sekadar memperlancar kosa-kata, menulislah di komputermu dengan semuanya huruf kecil. awal kalimat dan nama presiden sby pun tidak perlu memakai huruf besar. namanya juga latihan. kau tidak akan ditangkap polisi karena membuang semua HURUF BESAR. 17. Untuk berlatih lebih serius menyusun kalimat dan paragraf, coba terapkan ini: Lebih banyak titik dalam satu alinea adalah lebih baik ketimbang sedikit titik. Maksudnya, usahakan lebih banyak menulis kalimat pendek daripada kalimat panjang. 18. Bikin blogmu. 19. Latihan menulis opini dengan berkomentar di situs-situs Internet. 20. Tulis satu kalimat, tulis lagi kalimat kedua, rampungkan satu paragraf, tulis lagi alinea kedua, jangan berhenti, jangan dulu membacanya, jangan merevisi, tulis terus…. 21. Lakukan revisi setelah draf artikel rampung. 22. Baca drafmu dengan mengeluarkan suara. 23. Menulislah dengan komputer, jangan dengan pena, kecuali dalam kondisi terpaksa. 24. Setelah rampung menulis dan merevisi, endapkan dulu sekitar satu jam atau beberapa hari.
26. Ketika menonton film asing di bioskop atau televisi, simak teks terjemahannya. 27. Simak obrolan penyiar radio Kiss FM Medan atau Prambors Jakarta, jangan cuma dengar. 28. Babat habis kalimat membingungkan, jangan kasih ampun. 29. Pakai kalimat lugas dan tegas. Rumus populer KISS — Keep It Simple and Short. 30. Sesekali boleh menulis kalimat bertele-tele dan memutar, tapi porsinya harus sedikit dan jarang. 31. Jangan mulai artikelmu seperti anak kelas 4 SD belajar mengarang: “Pada suatu hari…, kami pergi ke rumah nenek…, lalu kami memanjat pohon jambu…, lalu adik terjatuh…, lalu dokter memberi obat….” Please, deh, malas membacanya. 32. Tidak ada “tanda titik-titik” lebih dari empat biji. Hanya tiga titik jika ditulis dalam kalimat, dan empat titik bila ditempatkan di akhir kalimat. Horas………. horas…………. horas…….., tulisan seperti ini pernah kubaca di sebuah koran besar terbitan Medan, ditulis oleh seorang wartawan yang katanya senior.
35. Waktu paling enak menulis: menjelang tengah malam atau pagi hari sesudah bangun. 36. Biasakan berkhayal, tentang apa saja. Kau harus berani mengkhayalkan dirimu sedang berada di zona perang Afghanistan bersama-sama dengan si seksi Angelina Jolie. Berkhayal akan melahirkan atau mendorong munculnya ide-ide segar untuk tulisanmu. 37. Telusuri halaman Internet untuk membaca artikel dengan beragam topik, jangan melulu cuma nonton film bokep di YouTube atau Daily Motion. [Klik judul artikel di atas untuk menonton videonya]38. Judul artikel adalah penentu apakah orang lain akan terus membaca tulisanmu ataukah beralih ke bacaan lain. 39. Judul harus menarik, tapi jangan menipu. Judul harus mencerminkan topik bahasan. Jangan tulis tajuk, “Bagaimana cara membuat kue enak,” padahal dalam konten kau hanya bercerita tentang bermacam kue lezat yang pernah kaumakan — judul yang tepat adalah, “Inilah kue-kue paling nikmat.” 40. Nikmati proses menulis. Meskipun kau bekerja sebagai wartawan atau blogger profesional, tetap saja anggap menulis sebagai hobi, agar dengan demikian kau terus menikmatinya. 41. Menulis berdasarkan suasana hati atau mood. Itu benar. Menulis tidak sama dengan pak polantas yang wajib berdiri mengatur lalu-lintas sekalipun hatinya lagi bersedih.
44. Informasi penting tidak selalu menarik, dan informasi menarik tidak selalu penting. Maka tulislah keduanya, jangan menunggu munculnya topik yang menarik. 45. Tulislah artikel yang renyah. Sebisa mungkin jangan formal, kecuali untuk kasus khusus seperti siaran pers humas atau bahan pidato bosmu. 46. Ceritakan, jangan katakan. Buat pembacamu merasa intim dengan apa yang kautulis. 47. Tulis lebih banyak kalimat aktif daripada kalimat pasif. 48. Untuk menjadi penulis yang baik, mulailah dulu menjadi pembaca yang baik. 49. Jangan jadi plagiator. Jangan menjiplak dengan cara mencuri. Bila kau harus mengutip atau meniru artikel dari sumber lain, sebutkanlah dari mana kau mengambilnya. Kredibilitas penulis pertama-tama dinilai dari kejujurannya, bukan dari kualitas artikelnya. 50. Jangan akhiri tulisanmu dengan kata-kata seperti, “Semoga, Horas, Amin.” Adakah tips atau caramu yang khusus untuk berlatih menulis? Atau sudah letih membaca 50 tips ini? Ataukah masih kepengen kita lanjutkan menjadi 100 tips menulis ala Blog Berita? [Jarar Siahaan; www.blogberita.net] Cari dengan Google - Ketik kata kunci dalam kotak
50 Tips mudah dan praktis berlatih menjadi penulis This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
Mari bernostalgia, tonton penyanyi 1980-an di TVRI Posted: 01 Aug 2009 03:56 PM PDT Ingat TVRI era tahun 1980-an pasti ingat dengan acara Selekta Pop. Penyanyi dengan pakaian berbunga-bunga berwarna norak menutupi kaki, lampu-lampu sorot studio TVRI yang jadul banget, goyangan penyanyi yang begitu-begitu saja…. Dina Mariana - lagu Romantika BercintaMasih ingat pelesetan “benci” sebagai benar-benar cinta? Coba lihat lampu-lampu sorot TVRI ini, aseli gaya 80-an. Ampun, deh, jadi rindu…. Richie Ricardo, goyangan tangan itu…, jadul bangetDalam video kedua ini penyanyi Richie Ricardo tampil di TVRI dengan lagu Kau Milikku. Coba lihat goyangannya itu, khas penyanyi era 80-an: ayun tangan ke kiri dan ke kanan. Film apa, ya, yang terakhir Richie ikut main sebelum dia meninggal? Acara Selekta Pop TVRI - penyanyi Bill & Brod - lagu Madu dan RacunMasih ingat aku dengan kaca-mata, topi, dan gitar mungilnya itu. Lagu Madu dan Racun dulu sering kunyanyikan dengan teman sekampung yang pintar main gitar, namanya Parlin. Nia Daniati - Lagu Gelas-gelas kacaDulu di tahun 1980-an umumnya lagu-lagu pop Indonesia lembut mendayu dan liriknya cengeng. Masih ingat, kan? TVRI sering menampilkan lagu ciptaan Dedy Dores, Pance Pondaag, Rinto Harahap…, siapa lagi? Di awal tahun 1980, sebelum orangtuaku membeli televisi, aku ditemani namboru [tante] setiap malam Minggu pergi ke rumah famili di seberang jalan untuk menonton “Film Akhir Pekan”. Aku akan menahan kantuk bila yang main adalah Rano Karno dan Lydia Kandou. Film Akhir Pekan selesai tengah malam. Selain Sabtu malam, sering juga aku menonton televisi tetangga sebelah lewat celah dinding rumah. Kalau anak-anak tetangga itu berdiri atau duduk dekat TV sehingga menghalangi pandanganku, aku akan berteriak: “Awas jo ulumi!” [kepalamu itu!] Waduh…, jadi kepengen balik ke era tivi hitam-putih. Masih ingat apa semboyan TVRI yang selalu didendangkan sebagai jingle? TVRI…menjalin persatuan dan kesaaatuaaannn….
Mari bernostalgia, tonton penyanyi 1980-an di TVRI This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
You are subscribed to email updates from Blog Berita To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar