48 Lagu terbaik Michael Jackson, unduh gratis |
- 48 Lagu terbaik Michael Jackson, unduh gratis
- Apa alasanmu memilih atau tidak memilih SBY-Boediono
- Liputan pilpres 2009 Blog Berita bersama radio BBC
- Tak mau pilih JK-Wiranto, isteri dianiaya suami
- Perbedaan agama manusia dan agama hewan
48 Lagu terbaik Michael Jackson, unduh gratis Posted: 09 Jul 2009 02:56 PM PDT Silakan unduh 48 lagu terbaik Raja Pop Michael Jackson dalam format MP3, gratis. Bila koneksi Internetmu lumayan cepat dan kau tidak tergesa-gesa, unduh saja album King of Pop Deluxe Edition [3 CD sekaligus]. Tapi bila kau tidak sabar, pilih album Best Of Michael Jackson yang bisa sekali download. Album Michael Jackson - King Of Pop [Deluxe Edition, 3 CD]Album ini berisi 48 lagu terbaik Jacko. Semua lagu favoritmu pasti ada dalam album King of Pop Deluxe Edition. Dua tautan download di bawah ini akan menuju situs Rapidshare. Aku sudah mencobanya, dan berfungsi. Unduh album ini dua kali. Bila kau tidak berlangganan Rapidshare, pilih saja nanti versi free atau gratis ketika hendak mendownload. Tapi untuk melanjutkan mengunduh file kedua, mungkin kau diminta bersabar beberapa jam untuk menunggu slot download tersedia. Setelah kedua file diunduh ke komputermu, bongkarlah dengan Winzip atau Winrar, tanpa diminta password. Besar file di atas 200 MB. >> Unduh Michael Jackson - King of Pop - Deluxe Edition [file 1] >> Unduh Michael Jackson - King of Pop - Deluxe Edition [file 2] CD 1: CD 2: CD 3 - Rarities and Classic: Album Best Of Michael Jackson>> Unduh album Best of Michael Jackson << Juga tanpa password. Berisi hanya lagu-lagu dalam CD 1 di atas. Besar file 70 MB. CATATAN: Blog Berita hanya menyediakan tautan untuk mengunduh lagu tersebut dari situs lain. Blog Berita tidak menyimpan filenya di server web ini. Cari dengan Google - Ketik kata kunci dalam kotak
48 Lagu terbaik Michael Jackson, unduh gratis This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
Apa alasanmu memilih atau tidak memilih SBY-Boediono Posted: 09 Jul 2009 11:37 AM PDT Seumur hidup selama ini aku golput, tidak pernah mengikuti pemilu sekalipun. Barulah tahun 2009 ini aku mau masuk ke bilik suara. Inilah sejumlah alasanku mengapa memilih SBY-Boediono dan bukan Megawati atau Jusuf Kalla. Oleh Jarar Siahaan di Balige; foto dari Kompas.com Aku sangat kecewa melihat hasil pemilu legislatif 2009, tapi aku puas untuk pemilu presiden. Kecewa karena ternyata masyarakat Kabupaten Toba Samosir lebih banyak memilih politisi busuk atau “caleg kek-kuk-kek-kuk”. Yang sudah tiga-empat kali duduk sebagai anggota Dewan dan tidak berbuat apa-apa demi kepentingan rakyat kecil masih saja dipilih. Politikus yang selama ini bekerja sebagai kontraktor dan proyeknya sering hancur walau baru berumur setahun masih juga dipilih. Legislator yang tidak pernah ngomong di sidang paripurna, tahunya menjilat dan mengekor bupati ke sana-ke mari pun masih dipilih. Semuanya karena uang suap yang diberikan si caleg. Politik uang. Namun pada pemilu presiden kemarin di Tobasa aku tidak mendengar atau melihat ada suap dari ketiga calon presiden, baik kubu Megawati, SBY, maupun Jusuf Kalla. Memilih presiden seperti orang bule membeli koranPola pikirku sederhana, aku tidak mau berpikir rumit seperti banyak analisis politik atau aktivis pendukung SBY maupun penentang SBY. Sering kudengar penduduk USA dan negara-negara Eropa umumnya membeli koran dari kios di pinggir jalan adalah dengan melihat “koran mana yang menarik dibaca hari ini”. Mereka tidak fanatik harus membaca The Washington Post saban pagi. Suratkabar mana yang menawarkan artikel segar, bermutu, menarik, atau mengejutkan untuk hari ini, itulah yang dibeli untuk dibaca. Begitulah pula aku mempertimbangkan capres yang hendak kucontreng. Aku bukan anggota Partai Demokrat, dan dari dulu sampai selamanya aku sudah bertekad tidak akan pernah bergabung dengan parpol manapun. Jadi aku memilih SBY bukan karena faktor Demokrat. Kalau seandainya selama memimpin Indonesia SBY menunjukkan sikap anti-demokrasi, anti-kebebasan pers, bertangan besi, tidak patuh pada hukum, pastilah aku tidak akan mendukungnya. Sederhana. Cuma itu alasanku memilih SBY. Aku tertarik padanya ketika dulu dia difitnah oleh mantan Ketua DPR dengan menyebarkan berita di televisi dan koran bahwa SBY punya isteri yang lain. SBY tidak membredel atau menggugat media yang menulis berita tersebut, tapi justru dia melaporkan pencemaran nama baiknya kepada polisi. Lalu setelah si mantan Ketua DPR meminta maaf karena telah menyampaikan informasi bohong, SBY pun mencabut pengaduannya. Dari sini aku melihat SBY tunduk pada hukum, mendukung kebebasan pers, dan tidak otoriter.
Rakyat tak butuh teori ekonomi Prabowo atau JK, abang becak atau petani lebih pintar mencari makannya sendiriMengapa aku tidak memilih Megawati-Prabowo dan JK-Wiranto? Seperti kukatakan di atas, aku tidak fanatik harus selamanya mendukung politisi A atau partai B. Ibarat membeli koran, aku memilih mana yang layak dibaca hari ini. Dulu di zaman Orde Baru aku pendukung Megawati, setidaknya lewat artikel-artikelku di suratkabar. Kala itu bagiku dan bagi kebanyakan rakyat Indonesia, Mega adalah simbol perlawanan wong cilik terhadap kesewenang-wenangan pemerintahan Soeharto. Di awal Reformasi, ketika PDIP meraih banyak suara, aku senang. Pun demikian ketika Megawati jadi presiden. Tapi kemudian kulihat PDIP banyak dosanya, anggotanya di parlemen kayak preman, Mega tidak berantas korupsi, dll. Apalagi setelah Megawati menyingkirkan Ketua PDIP Sumut, Rudolf Pardede, pada saat pemilihan Gubernur Sumut, dan Mega malah mendukung calon dari militer yang dulu terlibat kasus Kudatuli — penyerangan ke markas PDI pro-Mega. Mirip dengan Megawati mendukung Sutiyoso jadi Gubernur DKI Jakarta padahal Sutiyoso dulu terkait kasus penyerangan markas PDI semasa dia menjabat Pangdam Jaya. “Bah! Tak benar lagi ini Megawati,” pikirku. Satu lagi yang membuatku makin tidak suka dengan Mega ialah ketika muncul berita dan fotonya semasa menjabat presiden di mana Mega membiarkan kakinya dibasuh dengan air oleh seorang pria tua pendukung PDIP, dan Mega menyaksikan sendiri air kotor itu diminum oleh si wong cilik.
Alasan lain mengapa aku tidak lagi menyukai Megawati adalah karena dia memilih Prabowo jadi wakilnya. Siapa yang tidak tahu, Prabowo dipecat dari TNI karena terlibat kasus penculikan aktivis. Masak pelanggar HAM mau kita dudukkan sebagai pemimpin bangsa. Soal JK-Wiranto, aku tidak suka pada pasangan ini karena mereka tidak nasionalis menurutku. Saat kampanye mereka dengan bangganya berkata pada pers bahwa dari semua calon presiden/wakil presiden, merekalah yang paling islami karena isteri berjilbab – menyindir Megawati yang tidak berjilbab dan isteri SBY-Boediono yang juga tidak berjilbab. Mau dibawa ke mana Indonesia ini kalau pemimpinnya masih berpikir picik soal agama. Mau jadi presidennya orang Islam saja? Teori ekonomi kerakyatan yang kerap dikampanyekan Prabowo atau JK juga tidak kuterge. Kurasa aku sama seperti kebanyakan rakyat kecil yang tidak peduli dengan teori ekonomi. Tanpa menteri ekonomi atau tanpa kepala dinas pertanian pun masyarakat tetap bisa bekerja. Tak perlu cekcoki rakyat dengan ekonomi neo-liberal Boediono, rakyat tak paham dan tidak butuh itu. Mau ekonomi hantu belau atau hantu neo, rakyat tetap bisa mencari makannya. Jangan kira abang becak atau ibu petani tidak bisa makan, atau menjadi jatuh miskin, tanpa teori ekonomi. Selama puluhan tahun mereka bisa menyekolahkan anaknya hingga sarjana dengan modal cangkul, becak, dan keringat. Ayah dan ibuku yang tidak sarjana, yang cuma menjual mie gomak dan membuka warung kopi, bisa menghidupiku dan lima adikku hingga sarjana — tanpa teori ekonomi dan korupsi! [www.blogberita.net]
|
Liputan pilpres 2009 Blog Berita bersama radio BBC Posted: 09 Jul 2009 02:33 AM PDT Lihat video liputan pilpres 2009 di Kota Balige oleh Blog Berita bersama radio BBC Inggris. Dua warga di Desa Silalahi Pagar Batu dan Onan Raja Kelurahan Balige III menjawab dengan bahasa Indonesia yang marpasir-pasir — cakap Indonesia dengan logat Batak Toba — bahwa dia tidak mau memilih Megawati walaupun dijanjikan untuk membentuk Provinsi Tapanuli. Umumnya warga masyarakat Kecamatan Balige yang kami tanyai mengaku memilih capres Susilo Bambang Yudhoyono karena SBY dinilai peduli pada rakyat kecil terutama dengan program bantuan langsung semacam BLT dan beras murah untuk warga miskin. Juga karena perjudian, premanisme, dan korupsi diberantas tegas oleh SBY. Dua temanku wartawan media internasional, Maskur Abdullah dari radio BBC dan Bambang Soed dari The Jakarta Post, melihat suara SBY yang jauh lebih banyak daripada capres Megawati dan JK di Balige sebagai hal yang menarik. Radio BBC bertanya pada dua orang wanita warga Desa Pagar Batu, mengapa mereka memilih SBY sementara Megawati membuat kontrak politik atau janji untuk membentuk Provinsi Tapanuli — di mana Kabupaten Tobasa akan termasuk di dalam provinsi baru ini. Namun warga tersebut tidak terpengaruh dengan isu pembentukan Protap. [Baca juga Hasil pilpres 2009 di Balige].Tonton video liputan pilpres Blog Berita bersama radio BBC InggrisMegawati kalah di Balige karena berpasangan dengan PrabowoSeorang warga Balige yang mengaku selama ini sebagai pendukung PDI Perjuangan kepada Blog Berita beropini, seandainya capres Megawati tidak berpasangan dengan Prabowo Subianto, kemungkinan akan banyak yang setia mendukung Megawati. Menurut dia, Prabowo adalah tokoh yang sudah “cacat” di mata publik, karena dulu dia dipecat dari militer berkaitan kasus penculikan aktivis atau pelanggaran hak asasi manusia. “Ai dang na oto be rakyat on. Molo adong ro tim ni si Mega-Prabowo, dijalo rakyat i do, alai tong do si SBY dipillit [Rakyat tidak bodoh lagi. Kalau tim sukses Megawati-Prabowo datang, rakyat mau saja menerima, tapi tetap memilih SBY],” katanya. Seorang wanita penduduk Kota Balige yang merupakan pendatang dari pulau Jawa, yang sehari-hari berjualan lontong sayur, mengaku mencontreng capres SBY pada pilpres kemarin. “Aku pilih SBY, karena selama ini kan aman, nggak ada preman, pedagang nggak diperas,” katanya ketika ditanya Blog Berita Kamis tadi pagi. Dia memberikan suaranya di TPS 1 Kelurahan Pardede Onan, Balige. [www.blogberita.net]
Liputan pilpres 2009 Blog Berita bersama radio BBC This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
Tak mau pilih JK-Wiranto, isteri dianiaya suami Posted: 08 Jul 2009 10:37 PM PDT Kasus kekerasan dalam rumah tangga [KDRT] berbau politik diberitakan Antara dari Riau. Yusriani (30), warga Desa Padangmutung Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar, Riau, dianiaya suaminya hanya karena tidak mau memilih pasangan JK-Wiranto pada pilpres 2009 kemarin. "Kasus KDRT pada saat Pilpres di Kampar kini dalam proses penyidikan," kata Kepala Kepolisian Resor Kampar, AKBP MZ Muttaqien, kepada ANTARA di Pekanbaru, Rabu. Kapolres menjelaskan, penganiayaan itu berawal ketika Yusriani menolak permintaan Abubakar suaminya untuk memilih pasangan Jusuf Kalla-Wiranto pada saat pemungutan suara. Namun sang isteri menolak permintaan suaminya karena mengaku ingin memilih untuk pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono. "Kemudian suaminya tiba-tiba naik pitam dengan menganiaya istrinya sendiri dengan cara mencekik, mencakar leher, dan membakar formulir C4 milik isterinya," ujar Muttaqien. Blog Berita: Suami ini pastilah “gila politik”. Kalau yang ngotot harus dua putaran, cocoknya disebut “politik gila”.
|
Perbedaan agama manusia dan agama hewan Posted: 08 Jul 2009 09:41 PM PDT Ini adalah sejumlah foto hewan seperti kucing, anjing, dan monyet yang dipercaya sedang berdoa. “Hewan mencintai Tuhan; manusia takut akan Tuhan.” Otto Kruger, sarjana teologi yang sedang menulis buku tentang fenomena hewan berdoa ini mengatakan, “Binatang juga ciptaan Tuhan.”
Percaya atau tidak, lihatlah foto-foto hewan di bawah ini yang dijepret sedang melakukan “ritual berdoa”, diambil Blog Berita dari Weekly World News.
Seorang rabbi mengatakan: “Satu-satunya perbedaan agama manusia dengan agama hewan adalah bahwa binatang mencintai Tuhan, sementara manusia takut akan Tuhan.”
|
You are subscribed to email updates from Blog Berita To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar