Islam kek, Katolik kek, memangnya kenapa? |
Islam kek, Katolik kek, memangnya kenapa? Posted: 12 Jul 2009 06:57 AM PDT Suka sekali aku membaca opini majalah Tempo edisi pekan lalu soal agama isteri calon wakil presiden Boediono yang diisukan sebagai Katolik. Dalam editorial itu Tempo menulis dua kalimat dengan “gaya Asli Jarar” yang sering kupakai. Tentu saja bukan berarti aku hendak berkata Tempo meniru Blog Berita, itu hanyalah kebetulan semata. Sebaliknya justru akulah yang sering mengekor gaya dan idealisme Tempo sejak aku bekerja sebagai wartawan pada akhir 1994, lewat majalah sobek/bekas yang kulanggani. [Baca artikel terkait masalah ini: Di Balige banyak wartawan Tempo dan Bagaimana menjadi wartawan yang baik dan benar]. Kalimat dalam artikel Tempo itu begini:
Kalimat senada kutulis 24 Juni 2009, sebelum edisi Tempo itu terbit, kepada 1.200-an temanku di Twitter:
Kalimat Tempo yang kedua:
Membaca ini aku teringat April 2008 saat aku menulis ulasan atas video pendakwah FPI ajak bunuh Ahmadiyah. Dalam artikel yang ditanggapi pembaca dengan 856 komentar ini aku menulis:
Kawan-kawan pembaca Blog Berita, yang hendak kusampaikan lewat artikel pendek ini ialah: marilah kita menentang segala upaya yang ingin menjadikan Indonesia “dikuasai orang Islam” saja atau “dikuasai Kristen saja” dan seterusnya. Tanah Air kita didirikan oleh pejuang dari berbagai agama, karena itu jangan kita biarkan kelompok agama tertentu ingin mengatur negara ini seenak perutnya. Kita harus berani melawan. Membela kebebasan beragama dan politik yang sehat tidaklah berarti kita harus menjadi seorang Gus Dur atau jadi anggota partai politik. Simpel saja, sebagai blogger maupun netter yang suka berkomentar di forum dan weblog, janganlah kau diam ketika membaca ada hal yang tidak benar seperti kasus agama isteri Boediono itu. Teriakkan pendapatmu bahwa hal-hal demikian tidak dapat dibiarkan terjadi di Indonesia. Kecuali bila kau seorang maniak agama, yang doyan membela agamamu saja mati-matian, maka bisa diterima akal kalau kemudian kau mendukung hal-hal picik seperti itu. [Contoh kasus sejumlah komentator maniak agama lihat di artikel Mustahil orang Kristen bisa menjawab dan 11 doktrin Islam yang kurang perlu]. Utamakan kemanusiaan di atas agama, itu prinsipku dari dulu. Cari dengan Google - Ketik kata kunci dalam kotak
|
Mari dukung ‘Cicak lawan buaya’ Posted: 12 Jul 2009 02:39 AM PDT Hari Minggu sore tadi puluhan tokoh nasional seperti aktivis hukum, LSM, wartawan senior, dosen, hingga artis mengumumkan berdirinya gerakan Cicak, singkatan dari Cintai Indonesia Cintai KPK. Mereka antara lain mantan Ketua KPK Taufiqqurahman Ruki, Sekjen Indonesia Corruption Watch Teten Masduki, Todung Mulya Lubis dari Transparency International Indonesia, Tumpak Hatorangan Panggabean, Effendy Ghazaly, Imam Prasodjo, wartawan senior Tempo Bambang Harymurti, wartawan senior Kompas Budiarto Shambazy, sampai selebriti Luna Maya. Beberapa hari terakhir teman-teman blogger Tanah Air juga sudah mulai mendukung gerakan Cicak ini, dengan memasang banner Cicak Lawan Buaya. Bunyi deklarasi Cicak - Cintai Indonesia, Cintai KPK:Korupsi adalah kejahatan luar biasa yang telah merampas hak asasi rakyat Indonesia dan merendahkan martabat bangsa. KPK merupakan harapan utama rakyat untuk memberantas korupsi. KPK telah menjadi ujung tombak yang efektif dalam memerangi korupsi yang mengakar di negeri ini. Namun saat ini banyak pihak berusaha mematikan dan melemahkan KPK. Serangan terhadap KPK adalah serangan terhadap kita semua, dan kehancuran KPK adalah kehancuran kita semua. Karena itu, pada hari ini, Minggu 12 Juli 2009, kami Gerakan Cinta Indonesia Cinta KPK: Bertekad mendukung serta mempertahankan KPK demi kelanjutan perang terhadap korupsi. Mengecam semua pihak yang ingin melemahkan dan mematikan KPK [dikutip dari Kompas]. Cicak itu baik, buaya itu predator, ayo matikan buaya!Cicak berani melawan buaya adalah gerakan spontan mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi [KPK] menyusul adanya upaya-upaya untuk membubarkan KPK. Cicak menjadi semakin berani dan langsung menampakkan wajahnya setelah di majalah Tempo edisi pekan lalu Kabareskrim Markas Besar Polri, Komjen Susno Duadji, mengatakan, “Cicak kok mau melawan buaya.”
Tonton video contoh betapa ganasnya buaya[Klik judul artikel di atas untuk menonton videonya] Blog Berita dari dulu mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi. Buat teman-teman blogger, bila kau tidak setuju dengan korupsi, marilah bersama-sama mendukung KPK dengan menulis artikel atau sekadar memasang banner Cicak Lawan Buaya. Untuk teman-teman wartawan media pers, gencarkan lagi pemberitaan mengkritik pejabat semacam Susno Duadji, dan sebaliknya beri dukungan maksimal bagi orang-orang KPK supaya mereka tidak patah semangat dalam menjalankan tugas mulianya. Buat mahasiswa dan aktivis LSM, galanglah sebuah demo kecil-kecilan di daerahmu masing-masing untuk menyokong KPK dan upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. Atau setidaknya bagikan brosur dan stiker. Kepada pendeta, ustad, tokoh adat, pengetua masyarakat, guru, dll, sampaikan pada tetangga dan komunitasmu bahwa rakyat Indonesia perlu mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi — sekalipun KPK diibaratkan hanya seekor cicak menghadapi buaya. Ayo, kawan, biarlah kita juga menjadi bagian dari cicak yang berani melawan buaya. Cicak itu baik, buaya itu predator. Ayo matikan buaya!
Mari dukung ‘Cicak lawan buaya’ This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
You are subscribed to email updates from Blog Berita To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar