Surat terbuka untuk Pesta Blogger 2009 |
- Surat terbuka untuk Pesta Blogger 2009
- Apa enaknya mati buru-buru?
- Kode rahasia nama-nama Presiden USA
Surat terbuka untuk Pesta Blogger 2009 Posted: 16 Jul 2009 06:01 AM PDT Bang Wicaksono, bang Enda, bang Tyo, bang Iman, dan semua teman blogger Indonesia di Pesta Blogger 2009, mari renungkan surat terbuka ini sebelum biaya Rp1 milliar itu habis “sia-sia” hanya untuk “berpesta” atau sekadar acara pelatihan sembari kopi-darat. Sebagai blogger yang peduli pada kemajuan dunia blogging Tanah Air, aku dan kau tentu punya cara masing-masing untuk mendukung perhelatan Pesta Blogger ini. Kalaupun tak bisa menghadiri, maka paling tidak dengan cara menulis artikel soal Pesta Blogger, atau memasang bannernya, atau menyampaikan saran, atau menyumbangkan uang dan aksesori, dll. Oleh Jarar Siahaan — www.blogberita.net Sebelum kumulai konten pokok surat terbuka ini, aku ingin sampaikan mengapa aku menyebut empat nama blogger pada alinea pertama di atas. Wicaksono, blogger yang bekerja sebagai wartawan Tempo, judul artikelnya selalu mengandung kata “Pecas Ndahe”; dari blognya aku tahu bahwa ngeblog itu semudah menulis dua kata pecas ndahe. Enda Nasution, dijuluki majalah Tempo sebagai Bapak Blogger Indonesia, dia paling anti dengan blogger-blogger penipu yang mengeruk duit dengan gombalan semacam “cara mudah dapat ratusan juta perbulan dari Internet”; dari artikel Tempo itulah pertama kali aku tertarik dengan blogging dan langsung membuka blog Enda sampai kemudian aku membuat blog sendiri di awal 2007. Antyo Rentjoko, salah satu blogger favoritku, mantan pemimpin redaksi majalah Komputeraktif; dari blognya aku terinspirasi bahwa hal remeh seperti masalah bungkus rokok atau celana pendek pun bisa dijadikan bahan tulisan weblog. Sedangkan nama terakhir, Iman Brotoseno, adalah ketua panitia Pesta Blogger 2009. Tentang tema One spirit one nationSatu hal yang segera menarik perhatianku adalah ketika melihat slogan Pesta Blogger 2009: One spirit one nation. Viva News mewartakan: Acara kali ini mengusung tema One Spirit One Nation, yang dimaksudkan sebagai pemulihan dan konsolidasi setelah pemilu. Aku tidak terlalu peduli apa maksud empat kata itu, apakah berkaitan dengan persatuan bangsa usai pemilihan presiden atau lainnya. Yang kupedulikan ialah mengapa harus memakai istilah bahasa Inggris. Kalau hajatan itu dibuat dengan melibatkan blogger negara asing, mungkin tepatlah memakai bahasa internasional.
Menurut ketua panitia Iman Brotoseno, jumlah blogger Indonesia saat ini telah mencapai satu juta orang, dan ditargetkan 1.500 orang dari mereka akan menghadiri puncak acara 24 Oktober 2009 di Jakarta, yang berbiaya sekitar Rp1 milliar dengan bantuan Duta Besar USA Rp200 juta. Aku yakin, dari satu juta blogger itu sebagian besar berbicara dalam bahasa Indonesia. Lalu bagaimana bisa sebuah pesta blogger Tanah Air sejak awal — dari tajuknya saja — secara tidak langsung sudah mengajari blogger untuk tidak cinta pada bahasa Indonesia?
Di sisi lain, logo Pesta Blogger 2009 sangat bagus, sangat Indonesia, dengan jenis huruf ala lukisan batik. Aku kagum sekali melihat logonya. Salutku untuk desainer yang merekayasanya. Ngeblog individual tidak perlu kode etik, tapi ngeblog isu-isu publik/pihak lain wajib punya etika & taat hukumInilah inti surat terbukaku: soal kode etik blogger Indonesia [baca artikel terkait: Kode etik blogger Indonesia perlu segera disusun]. Dari berita yang kubaca di Okezone dan Viva News, ada kesan kuat bahwa panitia Pesta Blogger 2009 belum serius atau belum akan menjadikan kode etik sebagai agenda pokok. Jadwal yang disampaikan secara tegas ialah, akan digelar pelatihan ngeblog di 10 kota besar di Indonesia. Kalau aku pribadi melihat, kebanyakan calon blogger bisa dengan gratis dan lebih efisien belajar ngeblog dari mesin pencari Google. Dan yang kusimak selama ini, umumnya blogger Tanah Air maupun blogger luar negeri, bahkan yang sudah berhasil dan ngetop, belajar ngeblog adalah secara otodidak dari Internet itu sendiri. Kata Brotoseno, di negara lain tidak ada kode etik blogger, dan untuk mencegah kasus hukum seperti dialami Prita, dia mengatakan bahwa kesadaran si bloggerlah yang paling perlu agar menulis konten-konten positif. Mungkin benar belum ada negara yang secara resmi memiliki kode etik blogger, seperti kode etik pers bagi wartawan. Tetapi ada beberapa blog luar negeri yang membuat kode etiknya sendiri, dan kebanyakan mengadopsi kode etik blogger independen dari Electronic Frontier Foundation. Kuperhatikan, umumnya blogger asing taat hukum dan paham etika di dalam menulis blognya. Di Indonesia? Banyak blogger yang melanggar etika dan hukum. Gampang menemukannya di blog-blog wordpress.com atau blogspot.com.
Benar bahwa kode etik ini tidak akan otomatis menghilangkan blog-blog semacam itu, tapi pasti bisa mengurangi. Lihat saja kode etik wartawan Indonesia. Memang masih banyak wartawan yang tetap menulis informasi dari sumbernya padahal telah disebutkan sebagai off the record, atau menjiplak berita dan foto dari Detikcom dengan hanya menyebutkan kredit “Int”. Tetapi akan lebih banyak lagi wartawan masuk penjara seandainya kode etik pers tidak pernah ada. Beberapa pendapat berkata, blogger tidak butuh kode etik seperti jurnalis karena ngeblog bersifat pribadi dan bukan kelembagaan. Benar, tapi ada celahnya. Sepanjang si blogger hanya menuliskan masalah pribadinya — seperti kisah asmaranya, rasa senangnya setelah dibelikan ‘BlackBerry murah’ Rp999 ribu oleh ortunya, dll — maka dia tidak perlu memikirkan kode etik.
Mari kita lihat, sangat banyak blogger Indonesia, dari jumlah sejuta itu, yang menulis di ranah publik — bukan hanya “ngeblog individual”. Misalnya mengkritik pemerintah atau ajaran agama, mempersoalkan anggota DPR korupsi, membahas selebriti berselingkuh, atau mengkritik temannya. Artikel-artikel begini sudah menyangkut orang lain dan harus punya aturan main. Tidak boleh blogger merasa dirinya kebal hukum dan bebas menulis sampai merugikan pihak lain, lalu berkata: “Ya…, dikritik gitu aja kok langsung mengadu ke polisi.” Indonesia negara hukum, dan siapapun yang merasa dirugikan memang sebaiknya memanfaatkan jalur hukum. Tips untuk blogger yang tidak peduli kode etik:
Etika bersilat lidah & berpencak kataKawan-kawan, pernahkah kita sadari betapa hebatnya dampak Internet, dan dalam beberapa hal weblog bisa “lebih berbahaya” daripada koran atau televisi? Pernahkah kita renungkan bahwa semua konten pornografi atau artikel menghujat agama yang ditulis blogger pada hari ini akan tetap bisa dibaca anak-cucu kita kelak selama Google dan Internet masih ada? Tidak pedulikah kau soal itu? Akankah kita biarkan mereka menjadi generasi Iblis Google dan anjing Internet? “Ngapain mikirin seratus tahun ke depan?” Aku dan blogger seperti Wimar Witoelar, Enda, Wicaksono, Paman Tyo, Anggara, Rusdi, dll, hampir pasti sudah memahami kode etik menulis blog, terutama karena latar-belakang kita sebagai wartawan, praktisi komunikasi, atau berpendidikan hukum.
Lalu apakah akan kita biarkan mereka masuk penjara kalau suatu saat artikelnya terjerat hukum? Sepelit itukah kita untuk membagi pengalaman buat teman-teman blogger lewat penyusunan kode etik? Saran khusus untuk panitia Teman-teman panitia Pesta Blogger 2009, sisakanlah sekitar Rp100 ribu dari dana Rp1 milliar itu untuk membeli sebuah domain seperti kodeetikblogger.com, lalu diteruskan ke blog gratisan di WP.com atau blogspot.com kalau tidak cukup mengongkosi hosting. Di blog itulah nanti kita, seluruh blogger Indonesia, saling bertanya dan memberi masukan seputar kode etik. Apa hasil Pesta Blogger pertama dan kedua?Aku tidak pernah menghadiri Pesta Blogger sejak tahun pertama, karena kondisiku tidak memungkinkan datang ke sana. Lalu aku bertanya-tanya, apa yang telah dihasilkan secara positif usai pesta di tahun pertama dan kedua lalu? Apakah hanya dengan bertambahnya jumlah blogger menjadi sejuta — yang justru makin banyak pula blogger-blogger jahat yang memaki-maki agama Islam atau Yesus? Makin sedikitkah jumlah blog pornografi? Makin beretika dan taat hukumkah blogger menulis usai kedua pesta itu? Jadi tahukah blogger anonim bahwa ngeblog anonim juga punya aturan main? Ataukah acara ini sejak awal diciptakan hanya untuk berpesta seperti namanya? Kalau benar begitu, suratku ini telah salah alamat. Cari dengan Google - Ketik kata kunci dalam kotak
|
Posted: 15 Jul 2009 09:57 PM PDT Aneh…, bunuh diri kok jadi tradisi. Kebanggaan? Goblog namanya! Kemarin sejumlah koran terbitan Sumatera Utara dan nasional mengutip berita Antara tentang seorang kepala desa di Kabupaten Pasuruan yang ditemukan tewas gantung diri. Diberitakan, warga suku Tengger di Gunung Bromo sudah lama meninggalkan tradisi bunuh diri. Kalau bunuh diri kayak pejabat-pejabat di Korea, Jepang, atau Cina yang malu setelah ketahuan korupsi, itu sih kita dukung. Betul…? Dan maunya diikuti oleh pejabat-pejabat korup di Indonesia — oh ya, ada istilah baru untuk menyebut koruptor selain “tikus kantor”: BUAYA. Apa menurutmu alasan orang melakukan bunuh diri?Karena putus cinta. Ini alasan klise, kayak dalam sinetron-sinetron cengeng di tivi-tivi itu. Tidak punya uang untuk meneruskan kehidupan. Goblog namanya, tak punya uang bukan berarti akan segera mati. Tak makan berminggu-minggu saja tidak mati, kok. Aku punya teman sejak kecil, namanya Garoga, tapi sudah lama dia [maaf] gila. Dia tak punya rumah, tak punya sanak-famili, bajunya bau busuk, rambutnya berlipat-lipat lebih hancur dari Mbah Surip, tidurnya di emperan toko. Terkadang kutengok dia mengambil makanan-sisa dari tong sampah. Di kantongnya tidak ada uang, kecuali ada orang yang mau memberi, seperti kulakukan setiap aku bertemu dengannya di depan toko kue langgananku dan anak-anakku. Sudah puluhan tahun dia hidup sendiri seperti itu, “gila sendiri” di jalanan, tidak bekerja, kakinya pincang, entah makan atau tidak…, TAPI DIA TETAP HIDUP. Stress karena dipecat dari pekerjaan, punya banyak masalah, de-el-el. Ambil pancing, pergi ke tepi Danau Toba, atau tenggak tuak sampai mabuk. Itu lebih nikmat dan bermanfaat. Rindu ingin segera bertemu Tuhan seperti aliran-aliran sesat di luar negeri itu. Matilah kau! Bukan ketemu dengan Tuhan, tapi cacing tanah! Orang melakukan bunuh diri bukan karena soal agama, bukan masalah beriman atau kurang beriman. Tapi karena dia TIDAK SUNGGUH-SUNGGUH menikmati kehidupan — contohnya sarapan pagi sate si Buyung bersama anak-anak, minum teh botol dingin dari kulkas, mengisap Clas Mild sambil menulis artikel di Internet, atau menonton film ML di YouTube. Resapilah, nikmatilah betapa enaknya hidup ini, pasti kau tidak akan mau cepat-cepat masuk liang kubur. Apa enaknya mati buru-buru? Lebih cepat lebih baik jadi makanan cacing!
|
Kode rahasia nama-nama Presiden USA Posted: 15 Jul 2009 07:39 PM PDT Apa kode rahasia yang dipakai agen US Secret Service untuk memanggil Presiden Barack Obama? Inilah kode rahasia untuk nama sejumlah Presiden Amerika Serikat, termasuk Paus Paulus II. Semua nama kode ini aneh dan disebut sebagai “crazy codenames”. Majalah Time menulis judul artikelnya sebagai Top 10 Secret Service code names dengan sub-judul crazy codenames. Daftar nama rahasia Presiden Amerika Serikat dan orang-orang penting
Menurut situs United States Secret Service, lembaga pengamanan khusus ini didirikan setelah pembunuhan Presiden William McKinley pada 1901. Kongres Amerikalah yang mendesak pembentukan Secret Service. Orang-orang yang utama dilindungi United States Secret Service:1. Presiden USA dan wakilnya, juga presiden/wapres terpilih. 2. Keluarga paling dekat presiden dan wakil presiden, seperti anak, isteri, dan suami. 3. Para mantan presiden hingga selama 10 tahun setelah selesai menjabat. 4. Anak-anak mantan presiden hingga berumur 16 tahun. 5. Orang-orang lain sesuai perintah Presiden USA untuk dilindungi secara khusus.
Tiga nama “kode rahasia umum” untuk petinggi Gedung Putih
Salah satu syarat pemilihan nama-nama rahasia di atas adalah: Sulit dimengerti/ditangkap dengan cepat ketika nama tersebut diucapkan lewat perbincangan elektronik seperti via ponsel atau radio. Ada yang tahu nggak apa kode rahasia pasukan pengaman untuk menyebut nama Presiden SBY? Kalau aku tahunya cuma “kode rahasia” untuk Bupati Tobasa: … BB 1. Kalau “kode rahasia”-ku: BB 4444 [bila sedang naik sepeda motor]. Suka dengan postingan ini? Jangan sungkan berkata mauliate, terima kasih, xie-xie, atau dengan bahasa planet apapun jadilah. Kirim duit donasi juga takkan ditolak.
|
You are subscribed to email updates from Blog Berita To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar